Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis UWDP mulai memperlihatkan eksistensi jiwa seninya. Secara kolektif mereka menulis puisi, mengumpulkan, dan menerbitkannya dalam Antologi Puisi berjudul Pelangi Pagi Khatulistiwa. Di bawah bimbingan dosen Bahasa Indonesia, Bpk Pabianus Simon, para mahasiwa mengekspresikan isi suasana batin dan alam pikirnya tentang berbagai hal, antara lain persahabatan, cinta, keluarga, dan penderitaan akibat mengganasnya pandemi Covid-19. Buku Antologi Puisi yang diterbitkan Pustaka Rumah Aloy ini layak mendapat apresiasi tinggi. Mahasiswa/i semester pertama ini menerbitkan buku (gitu lho!). Kemampuan mereka mengenali isi batin dan menuangkannya ke dalam tulisan yang dapat dibaca dan dirasakan oleh orang lain merupakan talenta yang patut dikembangkan. “Imaginasi lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan terbatas, sedangkan imaginasi seluas langit dan bumi,” kata Albert Einstein. Tidak menjadi masalah jika mereka menuliskan puisi, alih-alih pengetahuan ekonomi atau bisnis yang mereka tekuni di bangku kuliah. Di kemudian hari, seiring dengan waktu, dengan asahan keterampilan menulis, mereka bisa menulis apa saja yang ingin mereka tuliskan. Proficiat mahasiswa FEB UWDP. Semoga kreativitas ini menular kepada civitas academica lainnya.

Hari ini, buku Pelangi Pagi Khatulistiwa (ISBN 978-623-6221-63-1) diluncurkan secara resmi oleh Dekan FEB UWDP bersama Ketua Program Studi, dosen pengasuh, tim dari penerbit, dan segenap mahasiswa/i kontributor.***